Breaking News
recent

Panorama Alam Kota Kebumen

Wisata Alam Kebumen, Petualangan Goa Barat yang Menakjubkan


Salah satu tingkatan pada Superman Big Sister yang menjadi pesona Goa Barat

Goa Barat, berlokasi di Palamarta, Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Obyek Wisata Goa Barat menyajikan Ornamen bebatuan alam yang sangat menakjubkan. Stalagmit dan stalagtit yang terbentuk sejak jutaan tahun lalu memberikan kesan yang megah dan agung pada Goa Barat, sungguh sebuah proses alami yang fantastis.

Air mengucur deras dari ketinggian 32 meter. Merayapi bebatuan bertingkat lalu menimpa kolam lapang dengan dikawani hembusan angin dan tampiasan air yang menyebar ke penjuru ruang. Bukanlah di atas permukaan tanah saya tertawan pada panorama air terjun yang menakjubkan, melainkan di dalam perut bumi yang jauh tersembunyi. Dua kilometer lebih menusuk ke dalam lorong Goa Barat, sejumput lanskap mengagumkan ini dapat dijumpai dalam kegelapan abadi. Butuh setidaknya tiga jam untuk menyusuri lorong hingga tiba di haribaan air terjun yang memiliki nama “Superman’s Big Sister”.
“Dulu tahun 1989 ada ekspedisi penelusuran dan pemetaan Goa Barat oleh tim gabungan Indonesia-Prancis dan menamakan air terjun ini dengan nama yang terdengar asing tersebut.” ungkap Yudi Hartoyo (45), warga setempat, pemandu perjalanan Iqbal Kautsar dan karib perjalanannya, Anas Afifi di goa.


Superman’s Big Sister jelas bukanlah ujung pesona dari goa yang terselinap sunyi pada lekuk Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS). Namun, menemui lanskap agung Goa Barat ini, bagi Iqbal Kautsar dan karib perjalanannya sudah lebih dari cukup untuk memuaskan hasrat petualangan. Jika penelusuran goa diteruskan lebih dalam, butuh bekal dan peralatan lebih lengkap. Perlu waktu berhari-hari seperti yang dilakukan tim ekspedisi hingga titik yang dinamakan Tataquine. Dari Superman’s Big Sister, Tataquine masih berjarak lebih dari 3 km dengan medan yang lebih berat dan menantang.
Pintu masuk Goa Barat yang kecil. 
Perjalanan di Goa Barat adalah menelusuri sungai.
Batu tirai yang menjadi salah satu ikon pesona Goa Barat. 
Mereka menelusuri Goa Barat dalam bingkai wisata minat khusus. Semenjak tahun 2012, Goa Barat dibuka untuk umum sebagai obyek wisata minat khusus dengan pengelolaan mandiri oleh masyarakat Desa Jatijajar yang tergabung dalam kelompok Argo Jati. Sebelumnya, Goa Barat telah lazim ditualangi oleh organisasi pecinta alam di daerah Kebumen, Banyumas dan sekitarnya.
Setiap wisatawan yang masuk ke Goa Barat akan dibekali peralatan dasar caving seperti helm, sepatu, senter, dan pakaian khusus caving. Perjalanan menelusur goa ditemani oleh pemandu yang juga membawa lampu petromaks. Kecuali permintaan khusus, satu rombongan yang masuk ke goa biasanya 6 orang. Biayanya sebesar Rp 180.000 per rombongan. 
Nama Goa Barat berasal dari karakter alamiah yang melekat pada goa ini, yaitu angin kencang dari arah dalam goa yang menghembus ke mulut goa. Angin kencang ini dalam bahasa Jawa disebut angin barat. Saat musim tertentu, angin barat sangat kencang sehingga menimbulkan suara berisik bahkan membuat pohon bambu di depan mulut goa bergerak tiada henti. Tatkala kami menyusuri lorong-lorong Goa Barat, suasana di dalam goa tidaklah pengap dan di beberapa titik terasakan semilir angin.

Panorama Goa Barat bukan hanya tentang sebuah air terjun Superman’s Big Sister. Goa Barat memiliki julukan masyhur sebagai Goa 100 air terjun. Meski belum pernah dihitung tepat, julukan seratus air terjun itu bisa menyimbolkan bahwa jumlah air terjun di Goa Barat sangatlah banyak. Aneka air terjun ini berketinggian 0,5-10 meter yang menjadi jalur tirta dari mata air di kedalaman karst hingga keluar menjadi sungai permukaan.

Beberapa air terjun di Goa Barat memiliki nama yang dulu disematkan tim ekspedisi Indonesia-Prancis, seperti Jump Ulysess (8 meter), Takatsavone (8 meter) dan Sister Morphine (5 meter). Pada beberapa titik, kami menjumpai jeram-jeram setinggi setengah meter yang bertingkat-tingkat membentuk pesona yang terjalin manis dengan kubangan air.
Mereka menikmati Goa Barat tidak sekedar takjub pada pesona air terjunnya. Cermatilah ragam ornamen stalagtit dan stalagmit yang menghias manis pada setiap langit, dinding dan lantai di Goa Barat. Sepanjang perjalanan, tak bosannya kami dihibur orkestra aneka batuan yang berwujud unik, seperti batu jenggot, batu tirai, batu korden, batu kuncup, batu kristal, dan masih banyak rupa batuan lainnya. Kadang, jemari kami juga menyentuh bebatuan kapur yang telah keras mengkristal.

Kadang harus melewati sungai sedalam paha. Bahkan sampai sedada. Tapi tetap bisa dilewati.
Sawahan. Sedihnya petak-petaknya yang mungkin berusia ribuan tahun terancam oleh jejak para penelusur goa.
Batu kristal. Berbentuk seperti kepala buaya dan harimau. Cantik di kedalaman bumi.

Di ruang goa yang dinamakan Sawahan, mereka terkesima pada lanskap tanah yang terbentuk alami menjadi petak-petak selayaknya sawah. Tentu saja, butuh waktu ribuan tahun agar air menggerus tanah yang mengeras ini bisa mencipta keindahan di dalam perut bumi yang langka. Sayangnya, sebagian Sawahan ini sudah rusak, hanya tersisa di pinggiran yang tak terjangkau dari jejak kaki para penelusur goa. Goa Barat juga menyediakan lorong-lorong lain yang memiliki karakteristik khas. Misalnya, lorong Batu Makam menyuguhkan bebatuan mirip nisan yang sering digunakan warga sebagai tempat ‘mujahadah’. Ada juga lorong Kratonan menawarkan hiasan lantai dan langit-langitnya yang dipenuhi bebatuan kristal memutih yang bisa berkelipan saat ditemarami cahaya redup.

Penjelajahan Goa Barat menghidangkan sajian lengkap bagi orang yang suka tantangan. Sepanjang perjalanan, mereka harus berjalan penuh hati-hati mengikuti aliran air sungai bawah tanah. Kadang harus menenggelamkan diri pada air setinggi dada, melangkahi bebatuan lancip di igir sungai, menghindari kubangan air yang dalam, merayapi jeram setinggi tiga meter, kadang juga harus berjalan merunduk dalam lorong sempit. Meski begitu, keamanan perjalanan dijamin penuh oleh pemandu yang telah hafal medan Goa Barat.

Jika ingin tetap menelusur Goa Barat dalam takaran ringan, pengelola telah memoles lorong pendek sekitar 300 meter yang menghubungkan dua pintu goa. Sepanjang lorong ini telah dibangun lantai semen dan dilengkapi penerangan. Wisatawan dapat berburu ornamen stalaktit dan stalagmit yang menawan di lorong ini, tetapi belum bisa berjumpa dengan air terjun, sang primadona Goa Barat.

“Jangan coba-coba memasuki lorong Goa Barat lebih dalam tanpa peralatan memadai dan ditemani pemandu. Medannya tidak gampang dan berbahaya.” ungkap Yudi yang tampaknya sudah sangat paham dengan medan Goa Barat. Lelaki yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh ini pertama kali masuk ke Goa Barat pada tahun 1990 hingga air terjun 32 meter. 

Total mereka butuh enam jam untuk menyusuri Goa Barat. Meski demikian, sungguhlah waktu tidak terasa tatkala kami berada di perut bumi. Ia melintas begitu cepat hingga kami keluar goa sudah berada di penghujung hari. Sempurnanya, kumandang senja dengan baskara merah bulat menyambut kami tepat saat lepas dari mulut Goa Barat. Saya mendapatkan pengalaman sangat menakjubkan pada penjelajahan Goa Barat.


Catatan:
  • Artikel ini dimuat di Koran Harian Republika edisi Minggu, November 2014 dengan judul Keajaiban Seratus Air Terjun di Goa Barat.
  • Bagi yang ingin melakukan petualangan di Goa Barat, silakan hubungi Pengurus Wisata Goa Barat yakni Yadi (081327120420) atau Yudi (082226844234). Biaya sekitar Rp 180.000,- sekali masuk dengan dibekali peralatan dasar caving, seperti helm, sepatu, baju caving.

Batu jenggot yang ditemui di tengah perjalanan.
Kadang harus merayap dan membungkuk untuk bisa memasuki lorong sempit. Seru.
Batu Tirai Garuda, Ditemui setelah 2,5 jam perjalanan di dalam Goa. 
Sepanjang perjalanan dihibur aneka stalagtit dan stalagmit sambil menyusuri lorong sungai bawah tanah.
Di sini percabangan. Bisa masuk ke Lorong Kratonan.

Sumber : http://diasporaiqbal.blogspot.co.id/2014/12/keajaban-100-air-terjun-goa-barat.html
Vera Dwi Cahyani

Vera Dwi Cahyani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.